Artikel ini menyajikan makna kebajikan dan kejahatan dan perbedaan utama antara kebajikan dan wakil. Kedua istilah, kebajikan dan keburukan, berurusan dengan perilaku manusia sedemikian rupa sehingga mereka menjelaskan karakteristik manusia yang baik dan buruk. Itu berarti, kebajikan adalah perbuatan baik dan pikiran manusia sedangkan wakil menunjukkan sisi buruk atau jahat orang.Kebajikan dan keburukan dapat dilihat pada manusia dan ini bukan karakteristik bawaan. Ketika seseorang bertambah tua, ia menumbuhkan kebajikan dan wakil sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian, seseorang tidak menjadi bajik sejak lahir tetapi tindakannya memutuskan apakah dia baik atau buruk.
Kebajikan dapat didefinisikan sebagai perilaku atau sikap yang menunjukkan standar moral yang tinggi. Secara sederhana, kita dapat mengidentifikasi kebajikan sebagai perbuatan baik dan pikiran. Cinta, belas kasih, kebaikan, amal, keberanian, kesetiaan, keadilan, dll. adalah beberapa contoh untuk kebajikan. Dikatakan bahwa kebajikan membawa kebahagiaan dan kebaikan bagi hati dan mereka dipandang sebagai kualitas yang berguna dan menarik pada seseorang. Kebajikan atau kualitas "baik" adalah sarana untuk kebahagiaan. Ketika kita melakukan perbuatan baik, itu membawa penghiburan bagi pikiran. Kebajikan memudahkan orang untuk tinggal di komunitas bersama karena semua orang berbagi nilai yang membawa rasa tanggung jawab moral.
Selain itu, kata kebajikan menunjukkan makna lain juga. Kebajikan juga bisa berarti keuntungan. Misalnya, lihat kalimat berikut:
“Mereka tidak melihat kebajikan untuk pergi ke pertemuan."
Di sini, arti kalimatnya adalah bahwa mereka tidak melihat manfaatnya untuk pergi ke pertemuan.
Demikian juga, kebajikan adalah singkatan dari Goodness dalam karakter seseorang dan mereka diperoleh kualitas. Seseorang dapat mengukur karakter seseorang yang berpegang pada perilakunya dan kebajikan membuat perilaku seseorang menjadi sempurna.
Sekarang, mari kita lihat wakil. Ini adalah kebalikan dari kebajikan. Wakil singkatan dari perilaku buruk atau tidak bermoral atau pikiran seseorang. Ini juga merupakan kualitas yang diperoleh. Seseorang menjadi jahat atau jahat karena nilai -nilai yang dibudidayakan dan ini menjadikannya penyimpang di masyarakat. Kebajikan, biasanya, dipandang sebagai aset dalam kehidupan seseorang sedangkan wakil dipandang sebagai kekurangan dalam hidup. Itu berarti, jika seseorang memiliki kualitas yang baik, kualitas -kualitas itu menambah nilai moral yang besar baginya. Sebaliknya, jika seseorang menumbuhkan kualitas buruk dalam karakternya, kualitas -kualitas itu membawa aib atau penolakan di masyarakat. Kekejaman, ketidakpastian, keserakahan, pendendam, kedengkian, dll. dapat dianggap sebagai beberapa contoh wakil. Ketika mayoritas dalam suatu komunitas tidak bermoral dan jahat, itu membuat kehidupan warga tidak nyaman dan tidak bahagia. Mungkin tidak ada integritas dan kedamaian dalam masyarakat itu.
• Kebajikan adalah singkatan dari perbuatan baik dan pikiran manusia sedangkan wakil menunjukkan sisi buruk atau jahat orang.
• Karena baik kebajikan maupun kejahatan diperoleh, seseorang dapat memiliki pilihan dalam memilih satu dari yang lain.
• Juga, orang jahat nantinya dapat menjadi berbudi luhur dengan menumbuhkan kualitas baik dalam dirinya dan sebaliknya.
• Selain itu, kebajikan membawa kesenangan sedangkan wakil dikatakan menjadi kesedihan dalam hidup seseorang. Setiap kebajikan memiliki wakil yang berlawanan.
• Keduanya menunjukkan karakter dan moralitas seseorang yang melaluinya kita dapat menentukan perilaku seseorang.
Sebagai kesimpulan, jelas bahwa selalu seseorang memiliki pilihan dan semuanya tergantung pada pilihan yang dibuat orang. Semua komunitas dan agama mendorong kebajikan atas kejahatan dan kebajikan selalu memberi penghargaan kepada orang -orang sedangkan kejahatan ditolak oleh semua.