Perbedaan antara etika dan moral sangat membingungkan bagi sebagian orang. Sekilas, kedua konsep itu bahkan mungkin tampak identik. Secara umum, kebanyakan orang menganggap moral dan etika sebagai rasa benar dan salah. Ini hanya definisi yang sangat sederhana dan keseluruhan, yang tidak menangkap perbedaan individu. Pertama mari kita pahami etika sebagai kode perilaku yang telah disetujui dan dipraktikkan oleh individu dalam suatu masyarakat. Moral, di sisi lain, dapat dipandang sebagai perasaan benar dan salah individu. Perbedaan antara dua batang dari etika ini secara kolektif disepakati sedangkan moral berbeda dari satu individu ke orang lain.
Pertama mari kita mengerti apa yang dimaksud dengan etis. Etika atau etika mengacu pada taat oleh kode perilaku yang diterima secara sosial. Di setiap masyarakat, individu diharapkan berperilaku dengan cara tertentu. Etika menentukan kode perilaku ini untuk individu. Ketika seorang anak tumbuh, anak menjadi terbiasa dengan tuntutan etis masyarakat melalui proses sosialisasi ini. Terkadang pendidikan formal dan informal seorang anak juga penting dalam memberikan kesadaran akan etika kepada anak. Namun, etika tidak universal. Pola perilaku yang dianggap benar dan disetujui oleh satu masyarakat mungkin tidak disetujui oleh yang lain. Mari kita ambil contoh dalam memahami fenomena ini.
Aborsi adalah salah satu subjek yang dianggap sebagai tabu beberapa dekade yang lalu. Ada agama di seluruh dunia yang menganggapnya sebagai dosa terhadap kemanusiaan bahkan hari ini. Namun, untuk memberi orang tua kemampuan untuk membatasi keluarga mereka dan juga mengendalikan populasi yang meledak yang memberi tekanan pada sumber daya, aborsi telah disahkan di banyak negara. Jika ada orang di negara yang telah melegalkan aborsi memutuskan untuk melakukan aborsi, itu disetujui di mata hukum dan bahkan mungkin etis di mata masyarakat. Namun, di beberapa negara, aborsi dianggap sebagai kejahatan, karena terlibat dalam pembunuhan manusia lain. Di negara -negara seperti itu, aborsi tidak hanya tidak etis tetapi juga pelanggaran pidana. Ini menyoroti konteksnya memainkan peran penting ketika berbicara tentang etika.
Sekarang mari kita perhatikan apa yang dimaksud dengan moral. Ini mengacu pada arti individu tentang apa yang benar dan salah. Moral diinternalisasi oleh seorang individu melalui pengasuhannya. Keluarga, agama dan bahkan masyarakat pada umumnya memiliki peran yang luar biasa dalam masalah ini. Mari kita ambil contoh aborsi yang sama. Bahkan jika suatu negara melegalkan aborsi di sana mungkin orang yang menganggap tidak bermoral untuk membunuh janin karena mereka pikir itu sama saja dengan membunuh. Di sinilah perbedaan antara moral dan etika menjadi transparan. Etis adalah apa yang oleh masyarakat dianggap baik atau disetujui sedangkan moral adalah sistem kepercayaan pribadi yang berada pada tingkat yang jauh lebih dalam.
Sekarang mari kita perhatikan topik lain yang menyoroti perbedaan antara etika dan moral. Ada banyak negara di mana masyarakat akhirnya menerima bahwa ada orang yang memiliki kecenderungan seksual terhadap jenis kelamin yang sama, dan mereka bahkan telah membuat ketentuan yang menyatakan bahwa orang -orang seperti itu tidak didiskriminasi. Ini berarti bahwa masyarakat akhirnya menghasilkan dan menganggap etis dan legal untuk terlibat dalam homoseksualitas. Namun, ada banyak orang di masyarakat yang sangat bersikap keras terhadap perilaku seperti yang mereka pikir tidak bermoral untuk menikmati homoseksualitas, dan mereka membencinya. Ini menyoroti bahwa sementara etis mengacu pada pandangan sosial secara keseluruhan, moral mengacu pada pandangan individu.
Gambar milik:
1.800px-donald_spitz_holds_anti-aborsi_sign oleh revspitz [gfdl atau cc by-sa 3.0], via Wikimedia Commons
2."Anti Gay San Francisco" oleh Jenny Mealing [CC dengan 2.0], via Wikimedia Commons