Membaca vs Literasi
Membaca dan melek huruf adalah dua kata yang sering bingung ketika datang ke maknanya dan konotasinya. Sebenarnya, kedua kata itu berbeda karena mereka menyampaikan makna yang berbeda. Kata 'membaca' digunakan dalam arti 'interpretasi', dan ini pada dasarnya adalah alasan mengapa pembaca di perguruan tinggi atau universitas adalah seorang pendidik yang menafsirkan teks dengan mudah.
Di sisi lain, kata 'literasi' sering digunakan dalam arti 'kemampuan membaca dan menulis'. Ini adalah perbedaan utama antara kedua kata. Sangat menarik untuk dicatat bahwa kata 'literasi' terutama berkaitan dengan kemampuan membaca dan menulis seseorang atau sekelompok orang.
Cukup normal bahwa melek huruf dihitung dalam hal negara atau komunitas. Dengan demikian, literasi negara bagian atau daerah tertentu dihitung berdasarkan bacaan dan kemampuan menulis orang -orang di daerah tertentu atau negara bagian. Jika melek negara bagian tertentu itu baik maka sebagian besar orang di negara bagian dapat membaca dan menulis dalam bahasa ibu mereka. Itu adalah keyakinan umum bahwa seseorang yang dapat menandatangani namanya dalam bahasa yang diberikan berkontribusi pada literasi negara.
Di sisi lain, bacaan tidak lain adalah menafsirkan bagian teks. Membaca dilakukan selama sesi puisi. Penyair yang telah menyusun ayat -ayat biasanya membacanya selama sesi membaca. Juga akan ada interaksi antara penyair dan penonton sebagai apresiasi terhadap puisi yang disusun oleh penyair.
Membaca menghilangkan keraguan tentang validitas pernyataan yang dibuat dalam buku teks. Interpretasi sebenarnya dilakukan hanya dengan maksud menghilangkan kekhawatiran dalam pikiran para pendengar. Ini adalah perbedaan antara membaca dan melek huruf.