Meskipun sekularisme dan sekularisasi adalah dua istilah yang sering berjalan bersama, ada a perbedaan utama Antara Dua istilah. Sebelum mengidentifikasi perbedaannya, mari kita lihat kata -katanya. Baik sekularisme dan sekularisasi berasal dari kata sekuler. Ini dapat dengan mudah dipahami sebagai bukan religius atau spiritual. Sekarang mari kita fokus pada dua kata. Sekularisme adalah sikap filosofis yang menekankan bahwa pemikiran agama tidak boleh mempengaruhi publik dan agama dan lembaga harus menjadi entitas yang terpisah. Sekularisasi adalah proses di mana masyarakat yang memiliki nilai-nilai agama yang tertanam di lembaga sosial beralih ke kerangka kelembagaan yang tidak beragama. Ini menyoroti itu saat Sekularisme lebih merupakan sikap filosofis, sekularisasi adalah proses aktual yang menyoroti transformasi yang terjadi dalam masyarakat. Artikel ini berupaya menyoroti perbedaan ini secara detail.
Sekularisme adalah sikap filosofis yang menekankan bahwa pemikiran agama tidak boleh mempengaruhi publik dan agama dan lembaga harus menjadi entitas yang terpisah. Istilah ini pertama kali digunakan oleh George Jacob Holyoake, yang adalah seorang penulis Inggris. Ini berakar pada ide -ide kebanyakan pemikir selama Pencerahan. John Locke, Thomas Paine, James Madison adalah beberapa pemikir kunci yang dapat dianggap sebagai contoh.
Sekularisme menekankan gagasan bahwa berbagai lembaga sosial harus tetap tidak terpengaruh oleh agama. Ini termasuk pendidikan, politik, dan bahkan tata kelola secara keseluruhan dari rakyat. Di masa lalu sebelum Pencerahan, agama memiliki kendali atas sebagian besar lembaga. Misalnya, agama adalah jantung dari ekonomi dan juga pendidikan. Ini mengakibatkan diskriminasi dan penciptaan tatanan sosial tentang prinsip -prinsip agama. Sekularisme menyoroti bahwa tautan ini harus rusak. Mayoritas masyarakat modern tempat kita hidup saat ini dapat dianggap sebagai contoh masyarakat sekuler.
Sekularisasi adalah proses di mana masyarakat yang memiliki nilai-nilai agama yang tertanam di lembaga sosial beralih ke kerangka kelembagaan yang tidak beragama. Dalam teori perkembangan seperti teori modernisasi, sekularisasi masyarakat tertentu dipandang sebagai langkah menuju modernitas. Argumen yang dibuat oleh para ahli teori adalah bahwa seiring dengan proses modernisasi dan rasionalisasi, peran agama dan otoritasnya berkurang.
Beberapa ahli menganggap sekularisasi sebagai proses historis. Dalam proses ini, kontrol yang dimiliki agama atas berbagai lembaga sosial dan budaya masyarakat berubah. Sebagai akibatnya, agama berubah menjadi lembaga yang memiliki sedikit kekuatan untuk mempengaruhi lembaga sosial lainnya. Mari kita ambil contoh kecil. Di masa lalu, di masyarakat feodal, agama memiliki kendali besar atas kehidupan orang -orang, baik secara ekonomi maupun sosial. Gereja bukan hanya lembaga keagamaan tetapi juga memiliki kekuatan untuk mengendalikan masyarakat. Sekarang dalam masyarakat modern, agama tidak memiliki kekuatan seperti itu. Sebagai gantinya, ada lembaga lain seperti hukum perdata, pemerintah, dan sistem peradilan.
Sekularisme: Sekularisme adalah sikap filosofis yang menekankan bahwa pemikiran agama tidak boleh mempengaruhi publik dan agama dan lembaga harus menjadi entitas yang terpisah.
Sekularisasi: Sekularisasi adalah proses di mana masyarakat yang memiliki nilai-nilai agama yang tertanam di lembaga sosial beralih ke kerangka kelembagaan yang tidak beragama.
Sekularisme: Sekularisme adalah sikap filosofis.
Sekularisasi: Sekularisasi adalah suatu proses.
Gambar milik:
1. Gereja vs Negara [Domain Publik], melalui Wikimedia Commons
2. Kartun pada sekularisasi Jerman c. 1803 [domain publik], melalui Wikimedia Commons