Demokrasi vs Totalitarianisme
Demokrasi dan totaliterisme adalah dua konsep yang berbeda satu sama lain hingga tingkat yang besar. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negara memiliki suara yang setara dalam hal -hal tentang kehidupan mereka. Di sisi lain totaliterisme adalah sistem politik di mana satu orang yang dianugerahkan dengan semua kekuatan tidak mengakui batasan kekuatannya. Totalitarianisme bertujuan untuk mengatur semua aspek kehidupan publik dan pribadi.
Demokrasi adalah aturan rakyat sedangkan totalitarianisme adalah aturan orang yang kuat tunggal. Ini adalah salah satu perbedaan utama antara dua sistem politik yang disebut demokrasi dan totaliterisme.
Totalitarianisme sering digambarkan oleh para pakar politik sebagai kombinasi dari ideologi dan otoritarianisme yang terdiri dari mengakui batasan kekuasaan warga negara dalam mengambil keputusan. Dengan demikian totalitarianisme adalah kebalikan dari demokrasi dalam hal konsepnya.
Setiap suara yang dilemparkan di negara demokratis memiliki bobot yang sama dan tidak terjadi dengan totalitarianisme. Kebebasan warga negara benar -benar diamankan dalam demokrasi sedangkan kebebasan warga negara tidak diamankan dalam kasus totalitarianisme. Di sisi lain bentuk pemerintah totaliter memberlakukan pembatasan pidato, pengawasan massal dan penggunaan kekuatan pembatas lainnya pada warga negara.
Sebaliknya, demokrasi tidak memberlakukan pembatasan pidato pada warga negara. Di sisi lain itu tidak mengekang kekuatan dan pengambilan keputusan hak warga negara. Dalam demokrasi warga memiliki bagian besar dalam pengambilan keputusan negara sedangkan dalam totalitarianisme orang tunggal yang dengannya kekuasaan terletak saja dianugerahkan dengan kekuatan keputusan negara berbicara.
Semua warga negara dianggap setara sebelum hukum dalam kasus demokrasi. Pertanyaan kesetaraan warga tidak muncul sama sekali dalam totaliterisme. Ini adalah perbedaan antara demokrasi dan totalitarianisme.