Perbedaan antara komunikasi monologis dan dialogis

Perbedaan antara komunikasi monologis dan dialogis

Perbedaan Utama - Komunikasi Dialogis Monologis
 

Meskipun istilah komunikasi menyiratkan interaksi antara dua orang atau lebih dan transmisi informasi, komunikasi tidak selalu terjadi dengan cara yang adil. Komunikasi monologis dan dialogis menggambarkan dua jenis pola komunikasi.  Perbedaan utama antara komunikasi monologis dan dialogis terletak pada interaksi antara pembicara dan pendengar; Dalam komunikasi monologis, satu orang berbicara sementara yang lain mendengarkan sedangkan, dalam komunikasi dialogis, peran pembicara dan pendengar dipertukarkan di dalam para peserta.

Apa itu komunikasi monologis?

Dengan kata -kata sederhana, komunikasi monologis dapat digambarkan sebagai kesempatan di mana satu orang berbicara, dan yang lain mendengarkan. Namun, tidak ada interaksi nyata antara peserta karena komunikasi hanya satu arah. Komunikator monologis hanya tertarik pada tujuannya sendiri dan tidak memiliki minat atau kepedulian nyata terhadap sikap dan perasaan pendengar. Komunikator juga dapat menunjukkan keengganan untuk membicarakan atau mendengarkan ide -ide orang lain. Dia akan sering memberikan penilaian pribadi negatif dan kritik negatif tentang pendengar. Komunikator monologis juga dapat meminta pendengar untuk mengatakan hal -hal positif tentang dirinya (tentang komunikator).

Menurut Johannsen (1996), komunikator monologis berusaha untuk “ perintah, memaksa, memanipulasi, menaklukkan, mempesona, menipu, atau mengeksploitasi ”.  Dia tidak menganggap orang lain dengan serius karena dia memandang orang lain sebagai 'hal -hal' untuk dieksploitasi. Fokus dalam komunikasi monologis bukan pada kebutuhan dan tujuan nyata audiens atau pendengar, tetapi pada pesan dan tujuan komunikator. Komunikator membutuhkan tanggapan atau umpan balik dari para pendengar hanya untuk memajukan tujuannya, bukan untuk membantu audiens untuk memahami atau mengklarifikasi poin yang tidak jelas. Selain itu, komunikator monologis memiliki sikap yang lebih unggul dan seringkali merendahkan terhadap penonton.

Secara keseluruhan, komunikasi monologis melibatkan kontrol dan manipulasi, dan tidak ada interaksi nyata antara dua orang yang terlibat dalam komunikasi.

Apa itu komunikasi dialogis?

Komunikasi dialogis adalah interaksi di mana setiap orang yang terlibat memainkan peran pembicara dan pendengar. Dengan kata lain, ini adalah komunikasi di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk mengekspresikan diri. Saling pengertian dan empati adalah ciri khas komunikasi dialogis. Ada kekhawatiran dan rasa hormat yang mendalam terhadap orang lain dan hubungan di antara mereka dalam jenis komunikasi ini.

Dalam jenis interaksi ini, para pendengar dan pembicara memiliki hak untuk membuat pilihan sendiri tanpa paksaan, tekanan, ketakutan atau ancaman hukuman. Komunikator dialogis menghindari kritik negatif dan penilaian pribadi yang negatif dan menggunakan kritik positif sebagai gantinya. Komunikator selalu menunjukkan kemauan untuk saling mendengarkan dan menunjukkan keterlibatan dengan memberikan isyarat seperti tindakan nonverbal, parafrase, ekspresi perjanjian, dll. Komunikator dialogis juga tidak memanipulasi percakapan untuk mencapai tujuannya.

Apa perbedaan antara komunikasi monologis dan dialogis?

Jenis interaksi:

Komunikasi monologis: Satu orang berbicara, dan yang lainnya mendengarkan.

Komunikasi Dialogis: Semua peserta mendapatkan kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan.

Hormat dan perhatian:

Komunikasi monologis: Tidak ada kekhawatiran atau rasa hormat terhadap peserta lain.

Komunikasi Dialogis: Ada kekhawatiran dan rasa hormat terhadap peserta lain.

Kritik:

Komunikasi monologis: Komunikator monologis memberikan kritik negatif, penilaian pribadi negatif kepada orang lain, tetapi ingin orang lain memberinya komentar positif.

Komunikasi Dialogis: Komunikator dialogis memberikan kritik positif alih -alih kritik negatif, penilaian pribadi negatif.

Kontrol dan manipulasi:

Komunikasi monologis: Komunikator monologis menggunakan manipulasi dan kontrol.

Komunikasi Dialogis: Komunikator dialogis tidak menggunakan manipulasi dan kontrol.

Referensi:

Johannesen, Richard L. (1996). Etika dalam Komunikasi Manusia, edisi ke -4. Prospect Heights, IL: Waveland Press.

Gambar milik: Pexels