Di bidang urusan luar negeri, kebijakan luar negeri dan diplomasi adalah topik penting dan mengetahui perbedaan di antara mereka sangat penting. Negara tidak dapat ada dalam kemalasan tanpa bantuan negara bagian lain untuk kelangsungan hidupnya serta pembangunan terutama di arena global seperti itu. Karena alasan ini, negara menggunakan berbagai metode dalam menangani negara lain dalam konteks internasional. Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi hanyalah dua strategi seperti itu. Kebijakan Luar Negeri mengacu pada sikap yang diadopsi suatu negara dan strategi yang digunakan untuk mempromosikan kepentingan nasionalnya di dunia. Diplomasi, di sisi lain, mengacu pada cara di mana suatu negara berjalan dalam mencapai kebutuhannya melalui negosiasi dengan negara lain. Artikel ini menyajikan pemahaman tentang dua istilah dan upaya ini untuk menyoroti beberapa perbedaan.
Kebijakan Luar Negeri pada dasarnya mengacu pada sikap dan strategi yang diadopsi oleh negara dengan maksud mempromosikan kepentingan nasionalnya. Kepentingan nasional suatu negara dapat berbeda dari satu negara ke negara lain. Namun, secara umum, sebuah negara berusaha untuk kedaulatan dan kemakmuran. Mari kita coba memahami apa yang dimaksud dengan kebijakan luar negeri melalui sejarah dunia. Amerika Serikat dapat dianggap sebagai contoh. Sebelum Perang Dunia Kedua, Amerika Serikat mengadopsi kebijakan luar negeri yang lebih isolasionis di mana ia tidak terlibat dalam masalah arena internasional. Namun, sikap Amerika Serikat ini berubah setelah Perang Dunia, di mana U.S mulai menjadi lebih terlibat dalam urusan dunia. Mungkin ada sejumlah alasan bagi negara untuk menyesuaikan kebijakan luar negeri mereka sesuai dengan konteks dunia. Bahkan dalam kasus ini alasan seperti kemunculan cita -cita komunis dapat dianggap sebagai faktor untuk perubahan kebijakan luar negeri.
Untuk mempromosikan kepentingan nasional, suatu negara dapat menggunakan sejumlah strategi. Diplomasi, bantuan asing, dan kekuatan militer adalah beberapa dari strategi ini. Tidak seperti di masa sekarang, di masa lalu, negara -negara kuat menggunakan kapasitas militer mereka untuk mempromosikan kepentingan nasional melalui penaklukan dan eksploitasi negara -negara lain. Namun, di dunia modern, negara bagian tidak dapat mengambil langkah -langkah ekstrem dalam mempromosikan minat nasional mereka dan harus menggunakan cara lain, salah satu metode tersebut adalah diplomasi.
Diplomasi mengacu pada berurusan dengan negara lain melalui negosiasi dan diskusi untuk sampai pada kedudukan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Namun, ini tidak berarti bahwa diplomasi itu adil dan kuadrat untuk semua pihak yang terlibat. Selalu ada kemungkinan keadaan kuat yang memiliki keunggulan bahkan dalam diplomasi. Namun, ini membantu negara untuk mempengaruhi keputusan negara lain melalui dialog.
Diplomasi dapat mencakup berbagai kegiatan mulai dari pertemuan para pemimpin negara hingga mengirim pesan diplomatik atas nama negara bagian. Orang -orang yang membawa pesan diplomatik seperti itu dipanggil Diplomat. Orang -orang ini berspesialisasi dalam proses diplomasi ini dan menggunakan kata -kata sebagai senjata terkuat mereka. Diplomasi dapat berupa unilateral, bilateral atau multilateral dan dianggap sebagai pengganti utama untuk penggunaan kekuatan di arena internasional.
• Kebijakan luar negeri mengacu pada sikap suatu negara dan strategi yang digunakannya untuk mempromosikan kepentingan nasional.
• Negara menggunakan berbagai strategi di arena internasional.
• Diplomasi hanyalah satu strategi seperti itu.
• Diplomasi adalah cara di mana suatu negara berurusan dengan negara lain untuk mempromosikan kepentingan nasionalnya.
• Ini biasanya melalui negosiasi dan wacana.
• Di dunia modern, ini diyakini sebagai pengganti utama kekuatan.